Singkong alias ubi kayu tak asing di telinga orang Indonesia. Umbi tersebut sering diolah dengan sistem direbus maupun digoreng. Tapi, berbeda dengan masyarakat orisinil Brasil yang mengubahnya menjadi tucupi (baca: tukupi).Tucupi sendiri yaitu sejenis saus hasil fermentasi ubi kayu. Walaupun dari singkong, banyak orang yang gemar karena rasanya yang unik dan istimewa. Bahkan, saus tersebut memperoleh julukan “raja semua saus”, lho!Penasaran slot 777 dengan makanan yang satu ini? Cari tahu infonya sampai habis untuk menemukan fakta menariknya!
1. Tucupi telah ada sejak zaman dahulu
Tucupi bukanlah hal yang baru di dunia. Buktinya, saus ini telah lama ada, lho. Dikabarkan BBC Travel, olahan singkong tersebut telah tercatat dalam sebuah publikasi karya Ermanno Stradelli, seorang penjelajah asal Italia, pada 1929 silam.Lebih tepatnya, catatan tersebut berdasarkan ekspedisi Stradelli di Hutan Hujan Amazon pada 1880-an dan 1890-an. Tapi, ini tak menutup kemungkinan bahwa tucupi telah diciptakan sebelum masa-masa tersebut.Yang ini karena masyarakat orisinil Brasil dan penghuni zona sekitar Amazon sendiri telah mengolah dan membudidayakan umbi tersebut sejak 4000 tahun silam. Lantaran telah betul-betul tua pula, tak ada yang tahu siapa pencipta saus ini.”Kapan tucupi hitam tercipta? Siapa yang menciptakannya? Tak ada seorang bahkan yang akan tahu karena [cara kerja pembuatannya terjadi] ribuan tahun yang lalu,” jelas Sandra Baré, salah seorang suku Baré, seperti diinformasikan BBC Travel.
2. Patut diolah dengan benar untuk menghilangkan sianida
Dari bagian sebelumnya, kamu telah tahu jikalau tucupi yaitu salah satu olahan singkong. Untuk menyulap umbi akar tersebut menjadi tucupi, butuh kerja keras dan keterampilan yang ekstra.Jadi, singkong kuning perlu dicuci, dikupas, ditumbuk, lalu diperas untuk menerima airnya. Kemudian, perasan tersebut diperkenankan selama 6 jam agar air dan patinya terpisah. Nah, cairan kuning yang kita dapatkan selanjutnya menjalani cara kerja fermentasi di bawah sinar matahari minimal selama 2 hari.Masih belum selesai, cairan hasil fermentasi tersebut masih perlu kita rebus kurang lebih selama 40 menit. Yang ini seharusnya dilaksanakan agar kandungan hidrogen sianida dalam ekstrak ubi kayunya sirna sehingga tucupi bahkan aman dikonsumsi.

By admin7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *